ARTIKELPOST.ORG – Kutu beras merupakan sejenis serangga berukuran milimeter (mm), hampir 1/3 dari total panjangnya. Akan tetapi, untuk dapat melihatnya tentunya harus menggunakan kaca pembesar karena serangga ini berukuran kecil banget.
Kutu ini termasuk jenis serangga dan mempunyai kelebihan untuk bertahan diri yang baik. Seperti tepung dan bahan nabati lainnya yang diserang. Sebagai sumber sumber pangan mereka dan bisa dijadikan sebagai sarang dari telur-telur mereka.
Telur kutu akan bertahan di tumpukan beras, memakan beras sebagai sumber nutrisi, tumbuh dewasa sebagai kutu dan mencari pasangan, kemudian bertelur di dalam beras.
Dampak Serangan Kutu Beras
Tentunya berdampak negatif jika sudah diserang oleh kutu beras satu ini. Mengakibatkan Kerusakan yang dialami biji-bijan hancur dan berdebu.
Dalam waktu yang cukup singkat serangan kutu beras, akibat lainnya menyebabkan butir-butir beras menjadi berlubang kecil – kecil, sehingga mengakibatkan beras menjadi mudah pecah dan remuk menjadi tepung.
Mekanisme Pengendalian Kutu Beras dengan Fumigasi
Fumigasi dilakukan salah satunya untuk mengendalikan hama kutu beras umumnya menggunakan zat -zat kimia dengan bahan aktif alumunium fosfida atau magnesium fosfida.
Fumigasi dapat dilakukan dengan beberapa tahap berikut ini:
Bahan aktif yang digunakan untuk fumigasi yang aman untuk produk konsumsi umumnya menggunakan fumigasi fosfin yang cenderung lebih aman dan tidak meninggalkan residu pada produk atau komoditas tertentu selama proses fumigasi.
- Pemeriksaan tempat yang akan difumigasi
Fumigasi lebih efektif apabila dilakukan di ruang tertutup dan kedap udara. Oleh karena itu, pemeriksaan tempat yang akan difumigasi perlu dilakukan untuk memastikan fumigasi benar-benar efektif. Untuk memastikan betul-betul aman.
- Persiapan fumigasi
Sebelum pelaksanaan, persiapan bahan untuk fumigasi memastikan kembali untuk memastikan bahwa tidak ada yang tertinggal. Pastikan semua persiapan berjalan dengan baik, termasuk pemasangan jalur sampling, jalur pemasok gas, pemasangan sheet, pemasangan tanda peringatan, dan lain sebagainya.
- Pelaksanaan
Pelaksanaan fumigasi dapat dilakukan dengan menempatkan obat tablet berbahan aktif alumunium fosfida atau magnesium fosfida yang dapat melepaskan gas fosfin. Setelah pelepasan gas, monitoring perlu dilakukan dalam waktu tertentu, kemudian baru dilakukan aerasi atau pembebasan gas. Aerasi tidak boleh dilakukan secara asal karena fosfin termasuk gas beracun yang dapat memberikan efek samping jika kontak dengan tubuh. Pembebasan gas dapat dilakukan apabila konsentrasi fosfin kurang dari 5 ppm.
- Pemeriksaan serangga hidup
Langkah ini dilakukan untuk menentukan apakah fumigasi yag dilakukan efektif dalam mengendalikan kutu beras.
Beberapa pemaparan diatas tentang mekanisme untuk menghilang kutu yang ada di dalam beras dengan cepat dan aman. Serta memastikan proses tersebut dilakukan dengan benar sehingga efektif dalam membasmi kutu beras.