Masjid Pathok Negoro, Mengenal Pesona Lima Masjid Bersejarah di Jogja

Melansir dari Situs Moccaapedia Masjid Patok Negoro bukanlah sekadar tempat ibadah, melainkan juga merupakan destinasi kunjungan penting di kota Yogyakarta. Dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono I, masjid ini memiliki sejarah panjang yang mengesankan. Meskipun tidak secara resmi dianggap sebagai objek wisata, tetapi jumlah pengunjung yang datang setiap harinya cukup signifikan.

Meskipun tujuan utama Masjid Patok Negoro adalah untuk beribadah, ada juga yang datang dengan tujuan memperdalam pengetahuan sejarah Yogyakarta yang lebih mendalam. Selain itu, banyak pula yang tertarik dengan arsitektur bangunan yang sarat makna filosofis. Sebagai bangunan yang sangat tua, masjid ini telah berdiri selama lebih dari 300 tahun, tepatnya sejak zaman Sri Sultan Hamengku Buwono I.

Namun, kendati sudah berdiri selama ratusan tahun, Masjid Patok Negoro masih dalam kondisi yang baik dan terawat dengan sangat baik. Sejarah masjid ini erat kaitannya dengan sosok Kyai Muhammad Fakih, yang juga menjadi guru dari Sri Sultan Hamengku Buwono I. Beliau merekomendasikan untuk memberikan nama Patoka Negoro kepada masjid ini, yang artinya adalah orang yang mengajarkan agama di setiap daerah.

Daya Tarik Masjid Patok Negoro

Sebelumnya penting untuk diketahui bahwa Masjid Patok Negoro bukanlah sebuah masjid tunggal. Terdapat 5 masjid yang masing-masing berlokasi di wilayah yang berbeda. Kesemua masjid tersebut memiliki daya tarik tersendiri, baik dari segi sejarah maupun keunikan desain bangunannya. Sehingga, setiap masjid menjadi tempat tujuan bagi para pengunjung yang ingin menikmati keindahan dan pesona yang berbeda-beda.

1. Masjid An-Nur Mlangi

Sesuai dengan yang telah diungkapkan sebelumnya, Masjid Patok Negoro tidaklah sekadar sebagai tempat ibadah. Terlebih lagi, kelima masjid tersebut membentuk satu kesatuan yang menjadi ciri khas kota Jogja. Dalam pembangunannya, setiap masjid didirikan menghadap ke arah mata angin, kecuali untuk masjid utama yang berada di tengah-tengah kawasan tersebut.

Salah satu contohnya adalah Masjid An-Nur Mlangi yang berada di sebelah barat mata angin. Secara lebih spesifik, masjid ini terletak di barat laut kota Jogja atau di dekat Pantai Selatan. Lokasinya yang strategis menambah nilai keunikan dan daya tariknya, sekaligus membuatnya tidak mudah ditemukan terutama bagi para pengunjung yang baru pertama kali datang dan belum mengenal dengan baik wilayah sekitarnya. Penting untuk dicatat bahwa masjid ini didirikan pada tahun 1758 oleh Kyai Nur Iman.

2. Masjid Nurul-Khuda Dongkelan

Masjid Nurul-Khuda Dongkelan merupakan salah satu dari lima masjid Patok Negoro lainnya yang terletak di bagian selatan. Masjid ini didirikan pada tahun 1775 dan termasuk masjid yang lebih muda dibandingkan dengan masjid sebelumnya. Sayangnya, masjid ini memiliki sejarah yang cukup kelam karena pernah dibakar oleh tentara Belanda pada masa penjajahan.

Masjid ini awalnya didirikan oleh Kyai Sihabudin dan memiliki luas sekitar 1000 meter persegi. Sayangnya, pada masa perjuangan Pangeran Diponegoro, masjid ini mengalami pembakaran oleh tentara Belanda. Namun, pada abad ke-20, masjid ini berhasil direstorasi meskipun tidak sepenuhnya mengembalikan bangunan aslinya, tetapi tetap mempertahankan ciri khas dan bagian utamanya.

3. Masjid Ad Darodjat Babadan

Masjid Ad Darojat Babadan merupakan masjid ketiga dari lima masjid Patok Negoro dan terletak di bagian timur. Struktur asli masjid ini dibangun pada tahun 1774, namun kemudian digusur oleh tentara Jepang pada tahun 1943. Setelah kemerdekaan Indonesia, masjid ini dibangun kembali sesuai dengan bentuk dan arsitektur aslinya yang khas.

Salah satu keunikan dari Masjid Ad Darojat Babadan adalah arsitektur bangunannya yang khas Jawa dengan atap berbentuk limas. Sebagian besar bangunan masjid ini terbuat dari kayu, sementara sebagian kecil dibangun dari tembok untuk memperkuat posisinya. Keistimewaan lainnya terlihat pada kolam yang mengelilingi masjid, yang berfungsi sebagai tempat wudhu bagi umat yang akan memasuki masjid.

4. Masjid Sultoni Plosokuning

Masjid Sultoni Plosokuning adalah salah satu dari lima masjid yang termasuk dalam kompleks Masjid Patok Negoro. Masjid ini terletak di bagian utara kompleks dan dibangun oleh Kyai Mursodo pada tahun 1724. Sama seperti masjid sebelumnya, arsitektur bangunan masjid ini juga memiliki atap berbentuk piramida yang khas dengan rumah adat Jawa.

Masjid Sultoni Plosokuning, salah satu dari lima Masjid Patok Negoro, memiliki ciri khas berbeda. Bangunan ini dibangun oleh Kyai Mursodo pada tahun 1724 dengan atap berbentuk piramida, mengikuti pola rumah adat Jawa. Namun, yang membedakan adalah adanya gada pada bagian atap yang memiliki bentuk mirip dengan huruf Alif. Terletak di daerah yang mudah dijangkau, masjid ini pernah direnovasi karena kondisinya yang buruk, namun bangunan utamanya tetap dipertahankan.

5. Masjid Takwa Wonokromo

Terakhir dan sebagai masjid utama Patok Negoro, Masjid Takwa Wonokromo menjadi yang paling tua dan pertama kali dibangun. Masjid ini didirikan di atas lahan luas yang diberikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I atas usulan dari Kyai Mohammad Fakih, guru Sri Sultan Hamengku Buwono I sendiri.

Alamat dan rute menuju lokasi

Dari uraian di atas, terlihat jelas bahwa Masjid Patok Negoro terdiri dari lima lokasi yang berbeda. Oleh karena itu, untuk mengunjungi keseluruhan lokasi, perlu dilakukan perjalanan ke masing-masing tempat yang dituju. Sebagai contoh, untuk mengunjungi Masjid Ad Darojat, Anda dapat datang ke Babadan, Banguntapan, Bantul, D.I. Yogyakarta.

Dari uraian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa Masjid Patok Negoro terdiri dari beberapa masjid yang tersebar di lokasi yang berbeda. Salah satunya adalah Masjid An-Nur yang terletak di Desa Mlangi, Desa Nogotirto, Gamping, Sleman, D.I. Yogyakarta. Letaknya yang dekat dengan pusat kota memudahkan pengunjung untuk datang menggunakan kendaraan umum atau pribadi. Sementara itu, Masjid Sulthoni terletak di Desa Plosokuning, Desa Minomartani, Kecamatan Ngaglik, Sleman.

Berikutnya, untuk mengunjungi Masjid Nurul-Khuda, silakan menuju ke Dongkelan Cauman, Desa Tirtonirmolo, Bantul, D.I. Yogyakarta. Untuk Masjid Takwa, yang merupakan masjid utama Patok Negoro, alamatnya berada di lokasi yang paling strategis. Silakan datang ke Desa Wonokromo, Kapanewon Pleret, Kabupaten Bantul.

Sebagai kebiasaan, umumnya pengunjung harus membayar biaya masuk saat mengunjungi tempat wisata. Namun, berbeda dengan kunjungan ke tempat yang tidak termasuk objek wisata, karena tidak perlu menyiapkan tiket masuk. Namun, jika Anda berkeinginan untuk menyumbang, disarankan agar menyisihkan sebagian rezeki Anda ke dalam kotak amal yang telah disediakan.

Acara menarik di Masjid Patok Negoro

Masjid ini utamanya digunakan sebagai tempat ibadah dan bukan sebagai tempat wisata. Namun karena keunikan dan keistimewaannya, tak jarang wisatawan penasaran dan ingin mengunjunginya. Selama berada di lokasi, terdapat beberapa kegiatan yang dapat dilakukan, yaitu:

1. Ibadah

Tentunya, yang pertama dilakukan di Masjid Patok Negoro adalah menjalankan ibadah sesuai dengan fungsi utamanya. Di sini, Anda dapat melaksanakan sholat berjamaah sesuai waktu yang telah ditetapkan. Jika waktu sholat belum tiba, masih banyak ibadah lain yang dapat dilakukan seperti sholat sunnah, membaca Al-Qur’an, berzikir, dan segala kegiatan yang memberikan pahala.

2. Lihat keunikan arsitekturnya

Setiap masjid memiliki desain yang berbeda, namun sangat kental dengan budaya Jawa. Oleh karena itu, kegiatan menarik selanjutnya adalah mengagumi arsitektur bangunannya. Sebagai contoh, Masjid Ad-Darojat memiliki kolam di sekelilingnya, tempat Anda dapat membasuh kaki sebelum memasuki masjid.

3. Pelajari budaya Islam

Kegiatan selanjutnya yang dapat dilakukan di Masjid Patok Negoro adalah kajian budaya Islam. Meskipun tidak ada guru atau juru kunci yang tersedia untuk menjelaskan, pengunjung dapat mempelajarinya sendiri dari desain bangunan. Sebagai contoh, terdapat kaligrafi yang diukir di masjid yang menjadi ciri khasnya atau gendang kuno yang masih berfungsi sebagai instrumen musik tradisional.

Layanan tersedia di area masjid

Meskipun bukan merupakan objek wisata, namun fasilitas yang disediakan di Masjid Patok Negoro masih memadai dan layak digunakan. Setiap masjid memiliki area parkir yang luas, akan tetapi disarankan untuk datang menggunakan sepeda motor. Fasilitas seperti toilet dan tempat wudhu juga tersedia dan dapat digunakan sesuai dengan fungsinya. Jika merasa lelah, pengunjung dapat beristirahat di serambi masjid seperti halnya dengan pengunjung lainnya.

Masjid Patok Negoro adalah sebuah destinasi non-wisata di Yogyakarta yang menawarkan berbagai kegiatan menarik. Bagi mereka yang ingin mempelajari sejarah dan budaya Islam, mengunjungi masjid ini adalah pilihan yang tepat. Selain itu, bagi mereka yang merasa lelah setelah berwisata ke pantai, gunung, atau taman bermain, masjid ini bisa menjadi alternatif yang menarik.

Tinggalkan Balasan